SURAT UNTUK IBUKU - Puisi Edwar Maulana - Penerbit SituSeni

Senin, 31 Mei 2021

SURAT UNTUK IBUKU - Puisi Edwar Maulana


*Surat untuk Ibuku*

Aku menulis surat untuk ibuku
panjang, seperti sebatang korek api
bagi seekor semut, atau masa depan
bagi orang-orang yang kelelahan.

Di dalamnya, aku ceritakan perihal
semakin besarnya rindu yang mesti diasuh
karena semakin jauhnya jarak
yang harus ditempuh.

Pun perihal keputusan si mantan
yang membatalkan rencana menikah
menyusul kegagalanku meyelesaikan kuliah.

Ingin sekali aku katakan pada ibuku
bahwa batal menikah ditambah gagal kuliah
itu memilukan, tapi aku pikir
itu terlalu buruk untuk sebuah kabar buruk
dan aku tahu kabar buruk itu tidaklah cocok
untuk telinga siapapun.

Beruntunglah
aku masih memiliki rasa takut
untuk mengatakannya
aku takut membuatnya sakit
tepatnya, aku tak ingin menyakiti ibuku
sekalipun aku bisa membuatnya gembira.

Aku katakan saja padanya
bahwa aku baik-baik saja
bahkan sebelum menulis surat
untuknnya, aku sempat beberapa kali tertawa
ketika mendengar berita bahwa pelaku penipuan
dengan modus “mama minta pulsa” akhirnya
dipenjara.

Telepon? Tidak.
ibuku akan tahu suara tertawa
yang dibuat-buat dan tangisan
yang ditahan-tahan, lagipula
aku tak punya pulsa, sementara
bonus bicara sudah tak ada
:
seperti sebuah hubungan tanpa cinta
tak bertahan lama masa berlakunya.

Doa? Bukan
itu bukan doa untuk kelangsungan
hidup si mantan dan calon suaminya
itu kalimat perhitungan yang tak sengaja
tertempeli sedikit harapan.

Aku akan menghapusnya
jika ada yang merasa keberatan.

Bandung, 2014
Comments


EmoticonEmoticon