PUISI PANDEMI - Penerbit SituSeni

Jumat, 12 Juni 2020

PUISI PANDEMI

Doddi Ahmad Fauji

PUISI PANDEMI


Berapa judul puisi mesti kurangkum
dari rasa perih dan putus asa

Sungguh tak patut berlarut-larut

Bumi lebih nelangsa dan piatu
di mana ibukota lebih kejam dari ibu tiri
kerusakan paling parah di muka bumi
direncanakan oleh bengis orang kota

Remah-remah cintaku berpendaran
tak kenal musim dan waktu
kepada-mu yang berpipi seperti apel

Melintasi sungai waktu yang mengering
saat pasar kagetan menghilang sendiri
tiba-tiba puisiku tak berdaya
bahkan untuk melipur lara diri

Tapi bumi lebih piatu
dan sering berduka


Bandung, 2020
Comments


EmoticonEmoticon