Rebecca Fanany, Ph.D. : Ritus Hujan - Metafora Khas Nusantara - Penerbit SituSeni

Kamis, 20 Mei 2021

Rebecca Fanany, Ph.D. : Ritus Hujan - Metafora Khas Nusantara

 Ritus Hujan: Metafora Khas Nusantara


Mengantarkan buku antologi Ritus Hujan karya Heri Isnaini

Oleh Rebecca Fanany, Ph.D.

Sastra Indonesia berakar panjang dalam genre puisi. Sastra lama yang sebagian besarnya bersifat lisan termasuk puisi dalam berbagai bentuk berikut kerangka metafora khas Nusantara yang meng-gambarkan pengalaman masyarakatnya. Puisi dalam kumpulan Ritus Hujan oleh Heri Isnaini meneruskan tradisi ini lewat 106 buah karya yang sebagian besarnya ditulis pada tahun 2015. Puisi ini kaya akan metafora seperti puisi lama tapi dengan terampil menggunakan berbagai unsur baru yang mengungkap pengalaman modern Indonesia.

Berbeda pula dengan puisi lama, karya yang dikumpulkan dalam Ritus Hujan merupakan ungkapan free verse yang murni. Di mana puisi tradisional lebih terikat pada bentuk yang kaku dan teratur, karya dalam Ritus Hujan merupakan ungkapan bebas yang menye-rupai alur pikiran pengarang yang melayang ke mana-mana penuh perasaan dan makna.

Dalam hal ini, puisi dalam karya Heri Isnaini ini sangat menarik karena memberikan pandangan berbeda mengenai pengalaman hidup di Indonesia modern. Pilihan topik dan cara penyair menyajikannya, meng-gambarkan alam Nusantara yang mirip dengan puisi lama tapi memadukannya dengan berbagai unsur yang muncul dalam kehidupan sehari-hari di zaman ini. Karya seperti “Suasana Pagi,” “Kabut” dan beberapa puisi tentang hujan sangat sesuai dengan pandangan alam serta metafora konvensional yang menjadi bagian dari kerangka kognitif masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Karya lain dalam kumpulan Heri ini mengenai cinta, hubungan antar manusia serta reaksi terhadap dunia di sekitar pengarang yang menjadi inspirasinya dalam berkarya. Unsur tradisional ini becampur dengan unsur modern dalam bentuk yang sangat menarik dan memberikan gambaran baru tentang kehidupan di awal zaman ke-21.

Silakan menikmati puisi yang disajikan dalam Ritus Hujan. Maknanya dalam dan tidak akan menge-cewakan. Sebaliknya, banyak isinya yang kalau disimak akan menjadi bahan pemikiran yang sulit terlupakan. Sehingga Ritus Hujan pantas mendapat tempat dalam khazanah sastra Indonesia modern sebagai karya yang mampu menggambarkan kehidupan zaman kita dengan emosi yang mudah dikenal tapi sulit diungkapkan bagi kita yang bukan penyair.

 

 

Rebecca Fanany, Ph.D. lahir di New York pada 10 Februari 1963 tapi sudah lebih dari 20 tahun tinggal dan bekerja di Australia. Sekarang menjadi kepala program Bahasa di Deakin University di Melbourne dan sekaligus Direktur Diploma of Language. Di samping tugas administrasi, dia mengajarkan Bahasa dan kajian Indonesia serta membimbing mahasiswa tingkat Ph.D. Dia lebih 30 tahun menjadi penerjemah profesional dan sampai sekarang menjadi satu-satunya penerima grant dari National Endowment for the Humanties (pemerintah Amerika Serikat) untuk Bahasa Indonesia. Dia juga menjadi redaksi jurnal sastra internasional Aksara yang memuat karangan ilmiah tentang sastra ilmiah di samping terjemahan, esei dan karya sastra asli.

 

Comments


EmoticonEmoticon