MEMO BAGI PENGANTIN - Penerbit SituSeni

Minggu, 23 Mei 2021

MEMO BAGI PENGANTIN

Willy Fahmy Agiska

MEMO BAGI PENGANTIN

Kekasih, seperti puisi
tentu aku bakal balik kiri sebagai orang pinggiran lagi.

Di luar cahaya pesta, obrolan-obrolan, 
jenis-jenis mimik manusia dan salam-salamnya
Di luar keterbelahan mimpi-mimpi masa muda 
dan langit malam yang bagai mimikri sisi gelap diri

Jalan-jalan dan kekosongan putus asa menerjemahkan kebisuanku sebagai cinta.
Sedang di luar pagar-pagar buta, aku bermimpi 
menjadi janur yang menunduk sepanjang hatimu.

Aku bermimpi hijrah dari tubuh sendiri,
menyelinap ke antara gang-gang kota, fonem-fonem bahasa,
dan para penyair penyeru melankoli dirinya, 
sebagai kesunyian di luar kamus-kamus manusia.

2020


KEPADA YEHUZA

Kamar kosong itu 
kotak dan kaku 
sepertimu.
Masihkah
kau sebut kesepian:
perasaan yang
tak pernah berwarna 
selamanya?
Tak ada
yang pernah mau 
berbalik diri 
selama itu.

Punggungmu
masih tempat aku 
menggenggam kembali 
diriku sendiri.
Tapi aku manusia.

Pernah di luar belas kasih, 
liar, kumal & kering 
seperti dijauhi
tuhan dan angin.
Setiap tempat
--di mana kau
tak pernah datang-- 
tak satu pun
jadi nama atau bahasa.

Dan pernah pula,
mengumpat tolol
ke sebuah pohon tua 
sudah dipenggal 
batangnya:
Maukah kau
hidup dan berdiri sekali lagi, 
dengan menghisapku
dari hidup gila-baper 
manusia?

2021

Bionarasi: Willy Fahmy Agiska, alumni Depdiksatrasia UPI Bandung, masuk tahun 2011. Ia aktif dalam organisasi intra-ampus Arena Studi Apresiasi Sastra (UPI) Bdg. Antologi puisinya, Mencatat Demam, menjadi Juara I Lomba Buku Puisi 2020 yang diselenggarakan oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia. Willy memperoleh hadiah Rp50juta untuk kemenangan buku antologi Mencatat Demam.
Comments


EmoticonEmoticon