Teknik Mengawali Tulisan Artikel dengan Mudah - Penerbit SituSeni

Minggu, 08 September 2019

Teknik Mengawali Tulisan Artikel dengan Mudah

Oleh Doddi Ahmad Fauji

Dalam beberapa kesempatan pelatihan menulis, baik di Jawa Barat, atau di provinsi lain, selalu ada yang mendekati saya, dan bertanya seperti ini: "Banyak ide yang ingin saya tuangkan ke dalam tulisan. Tapi saya selalu kebingungan, dari mana harus memulainya. Pada saat saya tuliskan satu kalimat, setelah itu, saya mengalami kebuntuan untuk meneruskannya. Bagaimana saya harus memulai tulisan, dan bagaimana caaranya supaya ide itu bisa dituangkan semuanya?"

Ingin saya jawab pertama kali seperti ini, "Bisa karena biasa!"

Itulah ungkapan yang manjur untuk kita terapkan. Bisa, karena kita terbiasa mengerjakannya. Berarti, bila tidak bisa menulis dengan lancar, maka kita tidak terbiasa atau kurang terbiasa menulis. Satu-satunya jalan adalah membiasakan diri dalam menulis.

Membiasakan diri dalam menulis, memang tidak mudah. Butuh motivasi yang kuat dari dalam diri, atau faktor internal, dan juga butuh dorongan secara eksternal. Di era sosmed ini, karena mereka aktif dalam bersosmed ria, dan terlibat aktif dalam keanggotan grup-grup kepenulisan, banyak orang yang semula tidak lancar menulis, menjadi lancar setelah ikut terlibat menulis di dalam grup, baik grup FB maupun grup WA.

Guna memaksimalkan fungsi sosmed dan grup-grup dalam sosmed, berikut saran yang ingin saya sampaikan:
1. Biasakanlah menjadi pembaca aktif, dan menganalisis isi bacaan. Terutama menangkap maksud tulisan.
2. Biasakanlah memberikan komentar secara positif terhadap postingan orang lain. Dengan cara berkomentar, menunjukkan bahwa kita bisa memahami tulisan orang lain, serta bisa menganalisis dan mengkritisinya.
3. Balaslah komentar orang lain terhadap tulisan kita. Dengan cara saling berbalas komentar, akan tercipta ruang dialektika. Nah, dialektika itulah yang bisa menjadi sarana untuk mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam berbahasa tulis.
4. Sebaiknya jangan jadi tukang share karya orang lain semata. Didiklah diri kita menjadi kreator, menjadi pencipta, dan biar orang lain yang membagikan karya tulis kita.

Itu empat saran dari saya, guna mengoptimalkan Sosmed sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi dalam menulis.

Nah, kembali ke pertanyaan awal, bagaimana cara memulai tulisan, dan cara meneruskan tulisan, supaya ide berjalan lancar dan mengalir, dan tidak berhenti di satu paragraf, atau malah satu kalimat?

Saya akan jawab dari nomor dua dulu, yaitu bagaimana caranya supaya ide bisa dituangkan, dan kalau memungkikan, penuangannya itu bisa mengalir lancar.

- Saya sendiri suka membuat kerangka tulisan atau outline. Apa saja yang ingin sata tuangkan, saya tuliskan sebagai kerangka acuan atau outline itu. Mungkin saja karya tulis yang saya hasilkan, nantinya tidak sesuai dengan kerangka acuan. Karena sering terjadi, setelah saya mulai menulis, ternyata ide berkembang, maka saya ikuti saja dulu pengembangan ide itu. Namun, supaya tulisan tetap fokus pada tujuan utama, maka saya periksa lagi kerangka acuan yang sudah dibuat. Mudah-mudahan kiat saya ini, bisa menjadi salah satu inspirasi.

Lalu, bagaimana mengawali tulisan, terutama untuk jenis artikel?

Ada beberapa saran yang ingin saya sampaikan.

1. Hindari membuat kalimat yang bersifat pernyataan. Boleh saja mengawali tulisan dengan sebuah pernyataan. Namun pernyataan seringkali menjebak, untuk kita berargumentasi secara logis, dan ini akan menguras energi untuk berpikir dan atau mencari referensi. Belum apa-apa, kita sudah dibebani untuk berpikir keras membuat argumentasi yang logis, dan atau mencari referensi untuk menguatkan tulisan kita. Ingatlah, bahwa kita ini hendak jadi penulis, dan bukan TUKANG KUTIP TULISAN ORANG LAIN, SEKALIPUN ORANG LAIN ITU SANG MAHA PAKAR.

2. Saya lebih suka membuat analogi, ketimbang membuat pernyataan. Analogi yang sering saya ambil, adalah dari peribahasa, ungkapan, kata-kata mutiara, penggalan puisi penyair terkemuka, ayat-ayat daam kitab suci. Ingat, yang kita kutip itu bukan sebagai pernyataan, namun untuk membuat analogi. Tentu beda nilainya, antara mengutip untuk sebuah analogi, dengan mengutip pendapat orang lain, dan kita hanya memaparkan pendapat orang lain, tapi kita sendiri tidak punya pendapat.

Contoh analogi.

Bangau berparuh biru, berkumpul dengan bangau berparuh biru, yang berparuh hitam dengan yang berparuh hitam, dan hanya bangau berparuh emas yang bisa berkumpul dengan semua kalangan. Ungkapan di atas menerangkan, bahwa manusia akan berkumpul sesuai dengan warna paruhnya. Paruh di sini menerangkan sifat, karakter, atau latar belakang seseorang. Dari perkumpulan manusia yang sama paruhnya itulah kemudian, di Jakarta misalnya, terbentuk Kampung Melayu, Kampung Bali, Kampung Makassar, yang memang pada awalnya kampung-kampung tersebut, didirikan dan dihuni oleh orang dengan latar etnis yang sama. Demikian pula dengan terbentuknya organisasi, pada awalnya didirikan oleh orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama.

3. Membuat tulisan deskripsi, jauh lebih mudah dibandingkan dengan membuat tulisan yang abstrak. Ketika akan menuliskan ketokohan seseorang, tentu akan lebih mudah bila kita awali dengan memaparkan karakter atau penampilan orang tersebut. Ilmu deskripsi ini, saya dapatkan dari Mas Johannes Widaya dan Mas Djadjat Sudradjat. Keduanya merupakan senior saya waktu kami bekerja di Koran Media Indonesia pada awal tahun 2.000-an.

Lalu, ini tambahan, supaya tulisan kita mengalir lancar, biasakanlah berlatih menulis dengan menceritakan sebuah kejadian atau peristiwa secara kronologis, dan usahakan jangan meloncat. Sebagai misal, coba ceritakan aktivitas Anda sedari bangun hingga akhirnya membaca tulisan ini. Ingat-ingat apa yang kita lakukan, dan harus berurutan secara waktunya. Jangan meloncat-loncat!

Demikian paparan singkat dari saya, untuk mempelajari teknik mengawali tulisan artikel dengan mudah.

Salam,
DAF







Comments


EmoticonEmoticon